Indian Ocean
Dipole (IOD) merupakan istilah yang sangat tidak asing bagi orang-orang yang
bergelut dalam dunia meteorologi oseanografi. Namun istilah ini kalah popular
di masyarakat oleh istilah El Nino atau dalam dunia meteorologi oseanografi
dikenal dengan El Nino Southern Oscillation (ENSO). Kedua istilah ini merupakan
suatu fenomena yang berkaitan dengan anomali suhu permukaan laut di samudra.
Indian Ocean
Dipole (IOD) merupakan fenomena interaksi antara atmosfer dan lautan yang
menyebabkan variabilitas iklim tahunan di Samudra Hindia dan memengaruhi iklim
di wilayah sekitar Samudra Hindia. IOD ini ditunjukan dengan adanya anomali
suhu permukaan laut di Samudra Hindia. IOD melibatkan wilayah yang cukup besar
di ekuator. Bagian tenggara Samudra Hindia melibatkan dua daerah utama, yaitu
sebagian Sumatera dan sebagian Jawa, wilayah ini disebut dengan Southeastern
Tropical Indian Ocean (SETIO) dan bagian barat Samudra Hindia yang dikenal
dengan Western Tropical Indian Ocean (WTIO).
Fenomena IOD
ini akan dimulai pada bulan Mei – Juni dan abiasanya meningkat di bulan – bulan
selanjutnya. Seperti pada fenomena ENSO, dalam fenomena IOD ini memiliki dua
kondisi suhu permukaan laut di bagian barat dan timur Samudra Hindia, yaitu IOD
positif dan IOD negatif. Dua kondisi ini akan menyebabkan perbedaan dan
perubahan iklim yang cukup besar di sekitar Samudra Hindia.
Fase IOD
positif terjadi ketika suhu permukaan laut bagian barat Samudra Hindia menjadi
lebih hangat dan pada bagian timurnya menjadi lebih dingin. Akibatnya, pada
bagian barat Samudra Hindia akan terjadi peningkatan massa awan karena pengaruh
pemanasan laut dan atmosfer secara vertical, serta dipengaruhi pula oleh angin
yang membawa massa awan dari arah timur. Sehingga pada bagian barat Samudra
Hindia saat IOD (+) mengalami peningkatan curah hujan yang cukup ekstrim dan
sebaliknya pada bagian timur Samudra Hindia akan mengalami penurunan curah
hujan hingga dapat menyebabkan kekeringan.
Sebaliknya,
fase IOD negatif terjadi ketika suhu permukaan laut bagian timur Samudra
Hindia, yaitu bagian wilayah Indonesia menjadi lebih hangat daripada
bagian timur Samudra Hindia yang relative lebih dingin. Akibatnya, massa udara
akan bergerak dari barat ke arah timur dengan membawa massa awan. Di daerah timur Samudra Hindia ini akan terjadi peningkatan produksi massa awan akibat pemanasan
permukaan laut dan konveksi atmosfer naik. Maka, pada daerah timur Samudra
Hindia, yaitu Indonesia akan mengalami peningkatan curah hujan yang cukup
ekstrim, sedangkan pada wilayah benua Afrika akan mengalami penurunan curah
hujan atau kekeringan.
Menurut
Iskandar (2014), untuk mendeteksi IOD digunakan indeks Dipole Mode Index (DMI).
Indeks ini dihitung berdasarkan rata-rata anomali suhu permukaan laut di
wilayah WTIO dan SETIO. Indeks DMI ini digunakan untuk mengetahui kekuatan IOD,
semakin besar nilai DMI maka semakin kuat IOD yang terjadi. Nilai DMI ini
didapat dari selisih rata-rata WTIO dan SETIO, apabila nilai yang dihasilkan
positif maka IOD pada masa itu adalah positif. Sebaliknya, jika nilai selisih
negatif maka IOD yang terjadi adalah fase negatif.
Sumber :
Iskandar,
Mochamad Riza. 2014. Mengenal Indian Ocean Dipole (IOD) dan Dampaknya Terhadap
Perubahan Iklim. Oseana. XXXIX(2):13-21.
Sumber Gambar
:
Bureau of
Meteorology, Australian Government. http://www.bom.gov.au/climate/model-summary/#tabs=Indian-Ocean
Comments
Post a Comment