MENGENAL ISTILAH INDIAN OCEAN DIPOLE (IOD)

Hallo, Selamat datang sobat Meteorology!
Indian Ocean Dipole (IOD) merupakan istilah yang sangat tidak asing bagi orang-orang yang bergelut dalam dunia meteorologi oseanografi. Namun istilah ini kalah popular di masyarakat oleh istilah El Nino atau dalam dunia meteorologi oseanografi dikenal dengan El Nino Southern Oscillation (ENSO). Kedua istilah ini merupakan suatu fenomena yang berkaitan dengan anomali suhu permukaan laut di samudra.

Indian Ocean Dipole (IOD) merupakan fenomena interaksi antara atmosfer dan lautan yang menyebabkan variabilitas iklim tahunan di Samudra Hindia dan memengaruhi iklim di wilayah sekitar Samudra Hindia. IOD ini ditunjukan dengan adanya anomali suhu permukaan laut di Samudra Hindia. IOD melibatkan wilayah yang cukup besar di ekuator. Bagian tenggara Samudra Hindia melibatkan dua daerah utama, yaitu sebagian Sumatera dan sebagian Jawa, wilayah ini disebut dengan Southeastern Tropical Indian Ocean (SETIO) dan bagian barat Samudra Hindia yang dikenal dengan Western Tropical Indian Ocean (WTIO).

Fenomena IOD ini akan dimulai pada bulan Mei – Juni dan abiasanya meningkat di bulan – bulan selanjutnya. Seperti pada fenomena ENSO, dalam fenomena IOD ini memiliki dua kondisi suhu permukaan laut di bagian barat dan timur Samudra Hindia, yaitu IOD positif dan IOD negatif. Dua kondisi ini akan menyebabkan perbedaan dan perubahan iklim yang cukup besar di sekitar Samudra Hindia.

Fase IOD positif terjadi ketika suhu permukaan laut bagian barat Samudra Hindia menjadi lebih hangat dan pada bagian timurnya menjadi lebih dingin. Akibatnya, pada bagian barat Samudra Hindia akan terjadi peningkatan massa awan karena pengaruh pemanasan laut dan atmosfer secara vertical, serta dipengaruhi pula oleh angin yang membawa massa awan dari arah timur. Sehingga pada bagian barat Samudra Hindia saat IOD (+) mengalami peningkatan curah hujan yang cukup ekstrim dan sebaliknya pada bagian timur Samudra Hindia akan mengalami penurunan curah hujan hingga dapat menyebabkan kekeringan.

Sebaliknya, fase IOD negatif terjadi ketika suhu permukaan laut bagian timur Samudra Hindia, yaitu bagian wilayah Indonesia menjadi lebih hangat daripada bagian timur Samudra Hindia yang relative lebih dingin. Akibatnya, massa udara akan bergerak dari barat ke arah timur dengan membawa massa awan. Di daerah timur Samudra Hindia ini akan terjadi peningkatan produksi massa awan akibat pemanasan permukaan laut dan konveksi atmosfer naik. Maka, pada daerah timur Samudra Hindia, yaitu Indonesia akan mengalami peningkatan curah hujan yang cukup ekstrim, sedangkan pada wilayah benua Afrika akan mengalami penurunan curah hujan atau kekeringan. 

Menurut Iskandar (2014), untuk mendeteksi IOD digunakan indeks Dipole Mode Index (DMI). Indeks ini dihitung berdasarkan rata-rata anomali suhu permukaan laut di wilayah WTIO dan SETIO. Indeks DMI ini digunakan untuk mengetahui kekuatan IOD, semakin besar nilai DMI maka semakin kuat IOD yang terjadi. Nilai DMI ini didapat dari selisih rata-rata WTIO dan SETIO, apabila nilai yang dihasilkan positif maka IOD pada masa itu adalah positif. Sebaliknya, jika nilai selisih negatif maka IOD yang terjadi adalah fase negatif.


Sumber :
Iskandar, Mochamad Riza. 2014. Mengenal Indian Ocean Dipole (IOD) dan Dampaknya Terhadap Perubahan Iklim. Oseana. XXXIX(2):13-21.
Sumber Gambar :
Bureau of Meteorology, Australian Government.  http://www.bom.gov.au/climate/model-summary/#tabs=Indian-Ocean

Comments