EL NINO DAN DAMPAKNYA TERHADAP IKLIM DUNIA

Hallo, Selamat datang sobat Meteorology!

Bagi masyarakat Indonesia, El Nino merupakan fenomena yang sangat berhubungan dengan kondisi kering, berkurangnya curah hujan, hingga kondisi gagal panen yang melanda sejumlah lahan pertanian. El Nino ini merupakan fenomena yang berhubungan dengan anomaly suhu permukaan laut yang berpengaruh terhadap perubahan iklim yang sangat besar.

El Nino adalah fenomena meteorologi oseanografi berupa memanasnya suhu permukaan laut di Samudra Pasifik bagian tengah hingga ke timur. El Nino ini berhubungan dengan perubahan gerakan udara di atas Samudra Pasifik yang berbalik dari arah normal angin pasat. El Nino akan berdampak pada meningkatnya curah hujan dan badai di Amerika Utara dan Selatan termasuk angin tornado, dan akan berakibat pada kemarau di wilayah Australia dan Indonesia.

Menurut Yuggotomo dalam artikelnya yang berjudul Mengenal El Nino dan Dampaknya di Kalbar menjelaskan bahwa pada kondisi normal, Sirkulasi Walker di Indonesia berbentuk konvergen (naik), sehingga meningkatkan potensi pertumbuhan awan konvektif pembentuk hujan. Sedangkan ketika terjadi fenomena El Nino, Sirkulasi Walker akan bergeser karena melemahnya angin pasat timuran sehingga di wilayah Indonesia Sirkulasi Walker akan berbentuk subsiden (turun) yang menyebabkan potensi pertumbuhan awan konvektif berkurang, sehingga terjadi pengurangan intensitas curah hujan.

Parameter atau indeks untuk mengidentifikasi El Nino cukup beragam, mulai dari NINO1, NINO2, NINO3, NINO3.4, dan NINO4. Namun, indeks yang banyak digunakan adalah NINO3.4 yang merupakan nilai anomali suhu permukaan laut di wilayah Samudra Pasifik bagian tengah hingga timur. Pada grafik indeks NINO3.4, El Nino ditandai dengan nilai positif (+) yang artinya pada wilayah tersebut mempunyai anomaly suhu yang lebih hangat dari suhu biasanya.

Berdasarkan indeks NINO3.4, intensitas El Nino dibedakan menjadi tiga, yaitu El Nino lemah, sedang, dan kuat. El Nino lemah mempunyai nilai indeks antara 0.5 hingga 1.0, El Nino sedang mempunyai nilai indeks antara 1.0 hingga 2.0, dan El Nino kuat mempunyai nilai indeks lebih dari 2.0. Syarat untuk diidentifikasi sebagai El Nino adalah mempunyai nilai indeks NINO3.4 yang konstan minimal selama 5 bulan berturut-turut.


El Nino sangat berpengaruh pada industri perikanan dan pertanian. Di Pasifik, terutama daerah lepas pantai Peru akan mengalami peningkatan suhu, sehingga jumlah nutrisi untuk ikan-ikan kecil berkurang dan kemudian akan mati, maka ikan ukuran besar seperti tuna akan berpindah ke tempat yang lebih dingin. Akibatnya nelayan Peru harus mencari ikan ke tempat yang lebih jauh. Di wilayah Indonesia sendiri akan mengalami kekeringan yang cukup panjang, dan hal ini akan berdampak pada pasokan air yang menipis ke ladang pertanian, sehingga banyak petani yang mengalami gagal panen pada saat terjadi fenomena El Nino ini.

Sumber :
  1. Kodoatie, Robert J., dan Roestam Sjarief. 2010. Tata Ruang Air. Jakarta: Penerbit Andi
  2. Yuggotomo, Muhammad Elifant. 2018. Mengenal El Nino dan Dampaknya di Kalbar. https://www.bmkg.go.id/berita/?p=mengenal-el-nino-dan-dampaknya-di-kalbar&lang=ID&tag=meteorologi
Sumber Gambar :
  1. Bureau of Meteorology, Australian Government. http://www.bom.gov.au/climate/enso/indices.shtml?bookmark=iod
  2. Office of Satellite and Product Operations, NOAA. https://www.ospo.noaa.gov/

Comments