GELOMBANG PECAH


Di atas gelombang sering terlihat buih-buih putih yang biasanya timbul karena angin yang mempunyai kecepatan mencapai sekitar 8 knot atau 3 dalam skala Beaufort. Makin besar kecepatan atau kekuatan angin, makin banyak buih yang terlihat. Buih tersebut berasal dari pecahan gelombang. Gelombang dapat pecah apabila sudut puncak gelombang berubah menjadi lebih kecil sampai batas tertentu yang umumnya menjadi kurang dari 120 derajat. 

Di laut dalam, profil gelombang adalah sinusoidal. Semakin menuju ke perairan yang lebih dangkal, puncak gelombang semakin tajam dan lembahnya semakin datar. Selain itu, kecepatan dan panjang berkurang secara berkala dan tinggi gelombang bertambah. Partikel bagian atas akan mempunyai kecepatan yang lebih tinggi dibanding kecepatan di bawahnya. Beda kecepatan lebih besar bila gelombangnya lebih tajam atau amplitudonya besar dan panjang gelombangnya pendek.

Gelombang pecah dipengaruhi oleh kemiringannya, yaitu perbandingan antara tinggi dan panjang gelombang. Di laut dalam kemiringan gelombang maksimum di mana gelombang mulai tidak stabil diberikan oleh bentuk:
Ho/Lo = 1/7 = 0.142

Pada kemiringan tersebut kecepatan partikel di puncak gelombang sama dengan kecepatan rambat gelombang. Kemiringan yang lebih tajam dari batas maksimum tersebut menyebabkan kecepatan partikel di puncak gelombang lebih besar dari kecepatan rambat gelombang sehingga terjadi ketidakstabilan dan akhirnya gemlombang akan pecah. Tipe-tipe gelombang pecah terdiri dari Spilling, Plunging, dan Surging.

Sumber:
Triatmodjo, Bambang. 1999. Teknik Pantai. Penerbit BETA: Yogyakarta.
Wirjohamidjojo, Soerjadi., dan Sugarin. 2008. Praktek Meteorologi Kelautan. Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika Jakarta.

Sumber Gambar:
Google Earth Pro.

Comments